Minggu, 17 Maret 2013

PERISTIWA PALING KONTROVERSIAL DI PIALA DUNIA ( SEPAKBOLA )


 


1. Aksi Konyol Stefan Effenberg 1994

Jerman sebagai juara bertahan harus pulang lebih awal. Mereka dikalahkan oleh Bulgaria yang saat itu diperkuat Hristo Stoichkov dan pelatih bertangan dingin Dmitar Penev, diperempat final dengan skor 2-1. Kekalahan yang menyakitkan itu kemudian disusul dengan pemecatan sang pelatih yang pada saat itu dipegang oleh Berti Vogts.
Namun, momen yang paling menyakitkan bagi Effenberg adalah ketika Effenberg di usir dari ti oleh Vogts. Sebabnya, adalah ketika Effenberg memainkan tangannya di dekat kemaluannya di depan penonton ketika ia diganti pada pertandingan melawan Korea Selatan. Entah sebagai ekspresi kekecewaan atau untuk mengejek penonton, yang jelas Vogts tidak suka. Akhirnya, Vogts memulangkan pemain muda Jerman saat itu. Sejak saat itu Effe tidak pernah memperkuat Jerman lagi.


2. Isu Suap Pertandingan Argentina vs Peru 1978
Kemenangan Diego Maradona cs di Piala Dunia U-17 1977, menimbulkan ekspektasi besar kepada Timnas Argentina yang saat itu dilatih oleh Cesar Luis Menotti. Bahkan tekanan pun sempat dirasakan Menotti, ketika publik Argentina berharap ‘sang bocah ajaib’ Diego Maradona dimasukan ke dalam tim. Namun, sang pelatih tetap bergeming dan tidak mengikutkan Diego Maradona yang ia katakan masih terlalu muda. Terbukti di Piala Dunia tahun 1982 pun Maradona masih ‘hijau’ – ia terkena kartu merah di pertandingan penting penuh tekanan karena tak mampu menahan emosi.
Entah karena ekspektasi yang terlalu besar atau karena kesiapan tim yang lemah, Argentina di fase grup terseok-seok. Di pertandingan terakhir menghadapi Peru, mereka harus mengalah Peru minimal selisih 4 goal. Hasilnya Mario Kempes dkk mengalahkan Peru 6 – 0. Isu pun kemudian berhembus bahwa pemerintah Argentina telah mengirimkan ribuan ton gandum ke Peru demi kelancaran tim Argentina di Piala Dunia. Meskipun dugaan itu sempat muncul, namun sampai sekarang belum ada penyelidikan resmi yang dilakukan.

3. Tragedi Schumacher (Jerbar) vs Batiston (Perancis) tahun 1982
Pertandingan Jerman (Barat) versus Perancis yang diperkuat Platini dan Tigana di Piala Dunia 1982 berlangsung menarik. George Batiston, pemain Perancis tiba-tiba lolos dari penjagaan bek-bek Jerman (Barat) dan mendekati daerah penalti kiper Jerman Michael Schumacher. Schumacher pun kemudian menyongsong Batiston dengan tinju dan dengkulnya. Akibatnya beberapa gigi Batiston rontok dan tulang rusuknya patah . Bahkan Platini mengira Batiston meninggal, “ia kelihatan pucat dan tidak ada denyut nadi” kata Platini di media. Dan yang lebih aneh lagi Schumacher sama sekali tidak diberi kartu atau bahkan pelanggaran.

4. Franck Rijkard Meludahi Rudi Voeller 1990
Babak 16 besar Piala Dunia 1990 di Italia mempertemukan juara Eropa 1988 Belanda melawan Jerman (Barat). Pada menit 21 terjadi insiden ketika Rijkard menekel Voeller, meski video memperlihatkan Rijkard jelas-jelas meludahi rambut Voller namun wasit Juan Loustau tidak melihatnya dan hanya menghukum Rijkard dengan kartu kuning. Voeller yang mengadu kepada Loustau justru diganjar kartu kuning.
Beberapa saat kemudian Voeller ditekel dekat kotak penalty Belanda. Kedua pemain kemudian dihadiahi kartu merah, setelah Kiper Belanda Van Breukelen menganggap Voeller diving dan Rijkard ikut bertengkar.

5. Doping Maradona 1994
Memudarnya kejayaan Diego Maradona sudah tercium sejak awal tahun 1990. Kasus penggunaan kokain yang menimpanya membuat banyak orang mengira Maradona ‘kena batunya’ dan tak akan berbuat aneh-aneh lagi. Namun, penggemar Maradona dan publik Argentina di Piala Dunia Amerika Serikat 1994 harus gigit jari. Ternyata ‘sang pujaan’ terkena doping. Alhasil, Argentina dibekuk Bulgaria dan Rumania secara berturut-turut.

6. Akting Diego Simeone 1998
Pertandingan perempat final 1998 ini berlangsung mendebarkan. Inggris yang saat itu diperkuat Michael Owen muda sempat di atas angin. Namun, kebodohan David Beckham menendang Diego Simeone membuat Inggris harus bermain dengan 10 orang dan terpaksa memainkan adu penalti yang menjadi momok bagi pasukan St. George Cross itu.

7. Kartu Merah Zidane Final tahun 2006

 

Inilah kartu merah pertama dalam sejarah penyelenggaraan Piala Dunia. Lebih kontroversi lagi karena yang melakukan adalah bintang sekaliber Zinedine Zidane yang pernah menjadi pemain terbaik dunia. Tak heran suara pro dan kontra pun seimbang antara menyalahkan Zidane dan Materazzi. Spekulasi pun sempat beredar mengenai apa yang dikatakan Materazzi kepada Zidane sehingga kapten Perancis itu menanduk Materazzi.

8. Kartu Merah Francesco Totti, Korsel 2002
Babak 16 besar Piala Dunia 2002 menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi Italia dan tuan rumah Korea Selatan. Bagi Korea Selatan pertandingan ini adalah sejarah tak terlupakan, untuk pertama kalinya mereka menembus 8 besar dan mengalahkan juara dunia 3 kali pula. Namun, bagi Italia ini adalah pertandingan yang menyesakkan. Apalagi kekalahan mereka dibumbui keputusan kontroversial wasit Luis Medina yang alih-alih memberikan penalti ketika Totti dijatuhkan justru memberi Totti kartu merah karena dianggap diving. Andai kemudian Italia tidak kalah mungkin kartu merah itu tidak menjadi kambing hitam. Tetapi, gol Ahn Jung Hwan akhirnya mengirim Maldini cs pulang dan sejak saat itu pemain Korea tidak ada lagi yang bermain di serie A. Bisa jadi karena sentimen Piala Dunia 2002 atau bisa juga karena belum ada pemain Korea Selatan yang dianggap layak bermain di Serie A. Hanya publik Italia yang bisa menjawabnya.

9. Gol “Tangan Tuhan” Maradona 1986

 
Pertandingan Argentina vs Inggris di Piala Dunia 1986 adalah yang paling diingat oleh para penggemar sepak bola di seluruh dunia. Selain karena latar belakang kedua negara yang pernah berkonflik karena perebutan Pulau Malvinas, tetapi juga karena dua gol Maradona. Gol pertama adalah ketika Maradona melakukan solo run dari lapangan tengah ke gawang Inggris - yang saat itu dijaga Peter Shilton, melewati 6 pemain termasuk sang kiper. Inilah salah satu gol terbaik selama penyelenggaraan Piala Dunia. Gol kedua adalah ketika Maradona jelas-jelas memasukkan bola ke gawang Shilton dengan tangan. Maradona kemudian menyebut bukan dia yang mencetak gol, “itu adalah gol tangan Tuhan” kata “Si Boncel” kepada media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar